
Petugas pemadam kebakaran Jakarta Barat terus berusaha memadamkan api yang menghanguskan pabrik sandal “Swallow” di Jalan Kamal Raya, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (12/3). Kebakaran yang terjadi pada Kamis (11/3) sore itu masih belum bisa dipadamkan dan diperkirakan masih ada korban tewas yang belum dapat dievakuasi.
Kamis (11/3) siang, sekitar pukul 12.00 WIB, mungkin menjadi saat terakhir bagi Adi Fatwa Habibi (2) bertemu dengan ibunya, Andri Wiratningsih (29). Sejak peristiwa kebakaran pada Kamis sekitar pukul 15.00 WIB yang meluluhlantakkan seluruh bangunan pabrik PT Sinar Jaya Perkasa yang memproduksi sandal merek Swallow, tempat sang bunda bekerja, keberadaan maupun kondisi bundanya hingga Sabtu (13/3) pagi masih belum diketahui.
Seperti hari-hari sebelumnya, setiap jam makan siang atau sekitar pukul 12.00 WIB, Andri selalu menyempatkan pulang. Kebetulan rumahnya di Jalan Baktimulya, RT 09 RW 02 nomor 3, Kelurahan Tegalalur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, jaraknya cukup dekat dengan pabrik di Jalan Kamal Raya RT 06, RW 02, Kelurahan Tegalalur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
“Setiap hari dia pulang untuk makan siang di rumah sekalian melihat anak pertamanya. Sekitar jam 1 siang dia kembali lagi ke pabrik. Begitu juga Kamis itu, siangnya dia sempat pulang ke rumah makan dan bermain dengan anaknya,” ungkap ayah Andri, Sutono.
Beberapa jam sebelum peristiwa naas itu terjadi, ibu dan anak itu untuk terakhir kalinya bertemu. Saat itu Adi tampak begitu manja pada Andri. Sang anak seolah tak mau jauh-jauh dari ibunya yang sedang hamil enam bulan.
Bahkan saat ibunya hendak kembali ke pabrik usai jam makan siang, Adi merengek meminta agar ibunya tak kembali ke sana. Begitu beratnya Adi melepas keberangkatan sang ibu bekerja, sampai-sampai dia menangis sembari memeluk Andri.
“Mama jangan kerja ... mama enggak boleh balik ke kantor. Begitu rengekan anaknya. Siang itu enggak tahu kenapa, tumben cucu saya merengek dan menangis terus melarang ibunya kerja. Tapi ibunya pikir anaknya begitu karena lagi kolokan, dia tetap saja kembali ke pabrik,” ungkap Sutono dengan wajah sedih.
Tak ada yang mengira, jika rengekan Adi adalah pertanda bahwa ia memang akan kehilangan ibunya untuk selamanya.
Sang ibu termasuk karyawan yang hingga kini belum diketahui nasibnya, karena terjebak dalam bangunan pabrik tiga lantai yang hancur luluh dilalap si jago merah.
“Sampai sekarang manajemen pabrik belum dapat memastikan kondisi anak saya. Mereka belum menemukan dia. Kami pun tidak bisa menghubungi telepon selularnya sejak Kamis sore,” tutur pria setengah baya itu dengan suara bergetar menahan sedih.
Suami Andri, Juhri mengungkapkan, selain rengekan putranya, penampilan istrinya pada hari naas itu tampak berbeda dari biasanya. Perempuan berjilbab yang rencananya akan melahirkan anak keduanya pada Juni mendatang berpakaian serba putih, termasuk warna jilbabnya.
“Dandanan dia pagi itu (Kamis pagi) berbeda dari biasanya. Dia pakai baju putih dari atas sampai bawah, termasuk jilbabnya juga putih. Biasanya dia pakai baju berwarna,” ungkapnya.
Juhri pun tak mengira, jika pagi itu merupakan saat terakhir dia berjumpa dengan sang istri. Dia pun tampak shock, terlibat bingung, dan lebih banyak diam. Lelaki muda ini sesekali mengusap wajahnya, mencoba menghilangkan kegundahan dan kesedihan hatinya.
“Saya takut terjadi sesuatu yang buruk pada istri, namun saya pasrah pada kehendak Tuhan,” imbuhnya.
Dia masih memendam harapan, istrinya selamat dari kebakaran. “Jika tak ada kebakaran, dia pasti sudah pulang jam empat sore,” ujarnya mengenang kebiasaan sang istri.
Meski demikian, Juhri yakin Andri terjebak kebakaran di pabrik. “Hingga malam, kami tunggu dia tidak juga pulang ke rumah. Malam itu juga saya mencari di rumah sakit-rumah sakit, karena ada kabar dia sudah dibawa ke rumah sakit. Tapi ternyata sampai sekarang tidak ketemu,” katanya.
Selain Andri yang bekerja sebagai staf administrasi di perusahaan tersebut, tiga karyawan pabrik sandal tersebut juga belum ditemukan. Ketiganya yaitu kepala gudang, Rusli (70), staf administrasi, Liana, serta petugas keamanan pabrik yang juga pensiunan petugas pemadam kebakaran, Parngat (60).
Sabtu (13/3) pagi, petugas pemadam masih terus berupaya mendinginkan bangunan dan material pabrik yang terbakar. Hingga pukul 08.00 WIB, proses evakuasi masih belum dapat dilakukan, lantaran petugas masih menunggu kedatangan alat berat, guna membantu membuka jalan masuk bagi petugas.
“Kami menerjunkan sekitar 100 petugas, tapi belum berani masuk karena kondisi belum cukup aman. Api masih menyala di beberapa titik dari karet-karet yang tersisa. Kami usahakan hari ini (Sabtu) bisa mendatangkan alat berat untuk membuka jalan, agar petugas dapat mengevakuasi korban yang mungkin ada,” kata Kepala Seksi Operasi Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulan Bencana Jakarta Barat
Sumber : suarapembaruan.com
Ibu Hamil Terjebak
0






